Becak Andong Ujung Tombak Pariwisata - Wisata Nusantara | Jelajah Wisata Nusantara Indonesia Wisata Nusantara | Jelajah Wisata Nusantara Indonesia

Sunday, March 10, 2024

Becak Andong Ujung Tombak Pariwisata

Hangudi Hayuning Pariwisata ing Ngayogyakarto: Kirab Tradisional yang Mewarnai Destinasi Wisata Jogja




JOGJA - Jelajahi kekayaan budaya Jogja melalui kirab Hangudi Hayuning Pariwisata ing Ngayogyakarto. Becak dan andong bukan sekadar transportasi, tapi ujung tombak pariwisata. Temukan cerita seru dan pesona destinasi wisata Jogja dalam artikel ini!


Siapa yang tidak tergoda dengan pesona kota Jogja dan kekayaan budayanya? Minggu lalu, Dinas Pariwisata DIY menggelar acara seremonial Hangudi Hayuning Pariwisata ing Ngayogyakarto yang tak kalah seru. Kirab yang melibatkan puluhan becak dan andong ini tidak hanya menjadi atraksi biasa, tapi juga mengungkap kekuatan penting destinasi wisata Jogja.


Peran Becak Tradisional dalam mendukung Pariwisata di Kawasan Malioboro



Hangudi Hayuning Pariwisata ing Ngayogyakarto: Mengapa Ini Spesial?


Menurut Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra DIJ, Sulistyo, becak dan andong bukan sekadar moda transportasi, tapi juga ciri khas Jogja. Ini menjadi kekuatan penting yang turut mengangkat pesona pariwisata Jogja.

Becak dan Andong: Lebih dari Sekadar Transportasi

Sulistyo menambahkan bahwa becak dan andong bukan hanya alat transportasi. Mereka juga menjadi sarana bernostalgia akan kendaraan tradisional khas Jogja, mempertahankan daya tariknya meski transportasi modern terus berkembang.

Kunci Keberhasilan Pariwisata: Keramahan Pengayuh Becak dan Kusir Andong

Keberhasilan pariwisata Jogja tidak lepas dari keramahan pengayuh becak dan kusir andong. Wisatawan asing pun banyak yang memanfaatkan jasa mereka, sehingga peningkatan pembekalan dalam keramahan, kebahasaan, dan wisata menjadi sangat penting.

Destinasi Wisata Jogja: Melengkapi Potensi dengan Becak dan Andong

Arya Nugrahadi, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata DIJ, menyatakan bahwa becak dan andong melengkapi potensi destinasi wisata Jogja. Mereka bukan hanya moda transportasi, tapi juga menjadi bagian integral dari pengalaman wisata di kawasan Malioboro.



Kirab Hangudi Hayuning Pariwisata: Potret Meriah Komunitas Jogja


Kirab melibatkan berbagai komunitas di Jogja, seperti Bregada Niti Manggala, tari cross-gender Ja’Kun oleh Didik Nini Thowok, dan partisipasi komunitas Hindhu Indonesia Jogjakarta. Semua ini menambahkan nuansa meriah dalam perayaan Hangudi Hayuning Pariwisata.

Tantangan dan Harapan: Masa Depan Becak dan Andong di Pariwisata Jogja

Meskipun menjadi daya tarik utama, tantangan tetap ada. Dalam menghadapi masa depan, Dinas Pariwisata DIY berharap pengayuh becak dan kusir andong memiliki bekal yang cukup, terutama dalam menguasai segala aspek wisata di Jogja.

Melangkah Lebih Jauh: Rencana Pengembangan untuk Becak dan Andong

Menurut Arya, target ke depan bukan hanya sebatas kirab. Rencana pengembangan mencakup peran lebih besar becak dan andong sebagai sarana menuju destinasi wisata, termasuk sentra batik, oleh-oleh khas Jogja, dan banyak lagi.

Inovasi dalam Tradisi: Kirab yang Menginspirasi

Kirab Hangudi Hayuning Pariwisata tidak hanya tradisional, tetapi juga menghadirkan inovasi. Dengan melibatkan komunitas-komunitas kreatif, acara ini menjadi sebuah inspirasi bagi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.


Hangudi Hayuning Pariwisata, Sebuah Perayaan Kekayaan Jogja


Dalam kesimpulan, kita menyadari bahwa kirab Hangudi Hayuning Pariwisata ing Ngayogyakarto bukan hanya perayaan tradisional, tapi juga perwujudan kekayaan dan keunikan pariwisata Jogja. Becak dan andong, sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, terus mengangkat nama Jogja sebagai destinasi wisata unggulan.

Jadi, Bund, jangan lewatkan pesona Hangudi Hayuning Pariwisata di Jogja ya!


Comments


EmoticonEmoticon